Balige, Kamis/4 April 2019, Bertempat di musholla seluruh aparatur Pengadilan Agama Balige melakukan sholat ashar berjama’ah yang di imami oleh Ketua Pengadilan Agama Balige M. Shalahudin Hamdayani, S.H., M.A dan yang memberikan Pembinaan Mental KaSuBag Kepegawaian, Organisasi dan Tatalaksana Fatimah zahrah S.H.I.
Pembinaan Mental dibuka oleh PPNPN Pengadilan Agama Balige Safrina Sari, S.Pd., S.Sy sebagai moderator. Adapun tema yang diangkat adalah “ MUHASABAH DIRI ”. Muhasabah adalah sesuatu hal yang perlu dan menjadikannya sebuah kebutuhan dalam tiap-tiap diri manusia, di dalam agama Islam, muhasabah sangatlah dianjurkan karena jika muhasabah bisa dijalankan dengan baik akan memberi banyak manfaat baik yang akan di dapatkan di dunia maupun diakhirat kelak.
Di dalam terminilogi syari, makna dari muhasabah ialah sebuah upaya untuk melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan dan keburukan beserta semua aspeknya. Evaluasi tersebut meliputi hubungan seorang hamba (manusia) dengan Allah, maupun hubungan sesama makluk ciptaan Allah seperti dalam kehidupan sosial yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia, lalu secara umum dengan tumbuhan, hewan bahkan makhluk seperti air, udara dan benda-benda-benda mati.
Baik hal tersebut adalah bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah. Maupun secara hubungan horisontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial. Senantiasa bermuhasabah adalah jalan satu sarana untuk mengantarkan manusia menjadi makhluk yang mulia sebagai hamba Allah SWT.
Telah tersuratkan di dalam al quran,l mengenai makna hakekat muhasabah seperti yang tersurat di dalam surat al hasyr, ayat 18 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS.Al-Hasyr (59):18).
Di dalam hadits nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi).
Muhasabah, yang berarti mengintropeksi akan diri sendiri, menghitung diri dengan amal-amal perbuatan yang pernah di masa-masa yang sudah lalu. Manusia yang beruntung adalah manusia yang senantiasa memperbaiki diri dan selalu mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat, hakikat keberuntungan dan kesuksesan ialah manusia yang selamat kelak di yaumul akhir.(TIP)